pas pramuka

pas pramuka
seng yakin

Minggu, 05 November 2017

CERITA RAKYAT INDONESIA SI CINDELARAS DAN JOKO TARUB

                      Cindelaras  

 

Halo semua, kalian pasti senang membaca buku ya, jika benar, saya akan berbagi cerita rakyat cindelaras yang merupakan sebuah kisah yang berasal dari Jawa Timur. Orang tua kalian yang kelahirannya di jawa timur pasti sudah tahu tentang kisah ini, agar kalian makin tahu yuk mari kita baca bersama.

Cindelaras adalah anak dari permaisuri Raden Putra yang sejak lahir tinggal di hutan bersama ibunya. Ibunya dibuang ke hutan karena dituduh meracuni istri kedua Raden Putra.

Cerita Rakyat Cindelaras

Suatu hari ketika berkeliling di hutan Cindelaras menemukan sebuah telur, lalu telur tersebut dia rawat hingga menetas menjadi anak ayam. Seiring berjalannya waktu anak ayam itu tumbuh menjadi ayam jantan yang kuat.

Cerita Rakyat Cindelaras

Suatu hari ayam yang dia rawat itu mengeluarkan suara yang aneh. Kukuruyuk! "Tuanku Cindelaras rumahnya di hutan, ayahnya Raden Putra," itu suara yang sering di keluarkan oleh ayamnya. Karena penasaran Cindelaras pun segera menanyakan hal ini kepada ibunya.
Baca Juga : Cerita Rakyat Legenda Danau Toba
Setelah mendengar penjelasan panjang dari ibunya, ia pun bergegas pergi ke istana untuk membongkar tuduhan atas ibunya. Selama perjalanan, banyak yang menantang ayamnya, Ayam Cindelaras selalu menang.

Cerita Rakyat Cindelaras

Kehebatan ayam Cindelaras sampai ketelinga Raden Putra, Raden Putra memanggil Cidelaras ke istana dan ingin mengadu ayam dengan Cidelaras. Cindelaras pun menerima tantangan raden Putra dengan syarat jika ia menang ia meminta setengah dari hartanya dan jika kalah ia siap dihukum apa saja.

Cerita Rakyat Cindelaras

Raden Putra pun setuju. Dalam waktu beberapa menit saja ayam cindelaras berhasil mengalahkan ayam Raden Putra. Raden Putra mengakui kekalahannya " Aku mengaku kalah dan aku akan menepati janjiku, tapi sebenarnya siapakah dirimu?" Tanya Raden Putra.

Tiba-tiba ayam cindelaras mengeluarkan suara yang aneh itu, "Kukuruyuk! tuanku Cindelaras Rumahnya di hutan, ayahnya Raden Putra". Raden Putra pun terkejut.

Cerita Cindelaras

Cindelaras pun menceritakan semuanya, Patih yang dulu menolong ibunya pun menceritakan bahwa permaisuri masih hidup.

Cerita Cindelaras

Raden Putra menyesali perbuatannya, ia pun menjemput permaisuri ke hutan dan menghukum orang yang memfitnah permaisuri. Kini mereka pun hidup bahagia di istana.

Dari kisah diatas kita dapat menarik kesimpulan janganlah memfitnah orang yang tidak salah apalagi tidak ada buktinya dan di agama mana pun juga diajarkan memfitnah hukumnya lebih kejam daripada pembunuhan. Semoga kalian yang sudah membaca Cerita Rakyat Cindelaras bisa semakin tahu sejarah yang pernah ada di jawa timur.










                                            JAKA TARUB

Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki kesaktian. Ia sering keluar masuk hutan untuk berburu maupun menimba ilmu. Ketika suatu hari di malam bulan purnama ia memasuki hutan, dari kejauhan ia mendengar sayup-sayup suara wanita yang sedang bercanda. Terdorong oleh rasa penasaran,
Jaka Tarub berjalan mencari arah menuju suara-suara itu. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah danau yang sangat indah di tengah hutan, beserta 7 orang wanita yang sangat cantik sedang mandi dan bercanda ria. Dengan mengendap- ngendap, Jaka Tarub berjalan mendekat. Kemudian ia menemukan pakaian wanita-wanita tersebut yang tergeletak berserakan. Setelah memilih, ia mencuri salah satunya dan menyembunyikannya. Beberapa saat pun berlalu dan para bidadari sudah hendak kembali ke khayangan. 6 dari mereka memakai pakaian dan kain mereka, lalu terbang ke langit malam. Barulah Jaka Tarub mengerti kalau wanita-wanita itu adalah para bidadari khayangan. 
Namun seorang bidadari tertinggal di danau. Karena kehilangan pakaiannya ia tidak bisa kembali ke langit dan kemudian menangis tersedu-sedu. “Bila ada yang menemukan pakaian dan kainku, bila laki-laki akan kujadikan suami dan bila perempuan akan kujadikan saudara,” sumpah sang bidadari. Jaka Tarub kemudian menampakkan dirinya dan menghibur sang bidadari. Ia memberikan selembar kain untuk dipakai bidadari itu, namun tetap menyembunyikan pakaiannya supaya ia tak bisa terbang ke khayangan meninggalkannya. Sang bidadari kemudian memenuhi sumpahnya dan menikah dengan Jaka Tarub. (Ada versi lain dimana Nawang Wulan tidak perlu bersumpah seperti itu. 

Ketika Nawang Wulan menangis di danau, Jaka Tarub langsung muncul dan menghiburnya, lalu ia menawarkan tempat tinggal untuk Nawang Wulan sampai kemudian akhirnya mereka menikah) Nawang Wulan nama bidadari itu, sejak menikah dengannya Jaka Tarub hidup berkecukupan. Panennya melimpah dan lumbung selalu dipenuhi oleh padi tanpa pernah berkekurangan. Pakaian Nawang Wulan disembunyikan Jaka Tarub di dalam lumbung yang selalu penuh. Mereka pun dikaruniai seorang anak (bisa anak laki-laki atau anak perempuan, tergantung versi ceritanya) dan hidup berbahagia. 

Namun setelah beberapa lama hidup berumah tangga, terusiklah rasa ingin tahu Jaka Tarub. Setiap hari ia dan keluarganya selalu makan nasi, namun lumbung selalu tidak pernah berkurang seolah tak ada padi yang dipakai untuk mereka makan. Suatu hari Nawang Wulan hendak pergi ke sungai. Ia berpesan pada suaminya supaya menjaga api tungku di dapur, namun melarangnya untuk membuka tutup periuk (pada versi lain, Nawang Wulan bahkan melarang Jaka Tarub untuk masuk ke dapur). Jaka Tarub melakukan pesan istrinya, namun rasa penasaran yang sudah dipendamnya sejak lama akhirnya membuatnya melanggar larangan yang sudah dipesankan. Dibukanya tutup periuk dan di dalamnya ternyata hanya ada satu butir beras. Rupanya selama ini Nawang Wulan hanya membutuhkan sebutir beras untuk memenuhi kebutuhan nasi mereka sekeluarga dalam sehari. 

Ketika Nawang Wulan pulang dan membuka tutup periuk, hanya ada sebutir beras di dalamnya. Marahlah Nawang Wulan karena suaminya telah melanggar larangannya, dan ia pun menjadi sedih karena sejak saat itu ia harus memasak nasi seperti manusia biasa. Ia harus bersusah payah menumbuk padi banyak- banyak menjadi beras sebelum kemudian menanaknya menjadi nasi. Akibatnya karena dipakai terus menerus, lama kelamaan persediaan padi di lumbung Jaka Tarub semakin menyusut. Pelan tapi pasti, padi mereka semakin habis, sementara musim panen masih belum tiba.

Ketika suatu hari Nawang Wulan kembali mengambil padi untuk ditumbuk, dilihatnya seonggok kain yang tersembul di balik tumpukan padi. Ketika ditarik dan diperhatikan, teringatlah Nawang Wulan kalau itu adalah pakaian bidadarinya. “Rupanya selama ini Jaka Tarub yang menyembunyikan pakaianku.
Dan karena isi lumbung terus berkurang pada akhirnya aku bisa menemukannya kembali. Ini pasti sudah menjadi kehendak Yang Di Atas,” pikirnya. Nawang Wulan kemudian mengenakan pakaian bidadarinya dan mengambil kainnya. Ia lalu menemui Jaka Tarub untuk berpamitan dan memintanya merawat anak mereka baik-baik.
Jaka Tarub memohon dengan sangat agar istrinya tidak meninggalkannya, namun sudah takdir Nawang Wulan untuk kembali ke khayangan dan berpisah dengannya. “Kenanglah aku ketika melihat bulan. Aku akan menghiburmu dari atas sana,” kata Nawang Wulan. Ia pun kemudian terbang ke langit menuju khayangan, meninggalkan Jaka Tarub yang menangis dalam penyesalan.
 


 

👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍



                                  TERIMAKSIH SUDAH MEMBACA

CERITA RAKYAT INDONESIA SI CINDELARAS DAN JOKO TARUB

                      Cindelaras      Cerita Rakyat Halo semua, kalian pasti senang membaca buku ya, jika benar, saya akan berbagi...